silakan menikmati

Blog ini saya gunakan untuk menyimpan tulisan-tulisan saya sendiri dan juga tulisan-tulisan lain yang inspiratif.
Jangan sungkan untuk berkomentar.

Sunday, June 27, 2010

PUASA MEMBAKAR HIJAB

Rasa manis yang tersembunyi,

Ditemukan di dalam perut yang kosong ini!

Ketika perut kecapi telah terisi,

ia tidak dapat berdendang,

Baik dengan nada rendah ataupun tinggi.

Jika otak dan perutmu terbakar karena puasa,

Api mereka akan terus mengeluarkan ratapan dari dalam dadamu.

Melalui api itu, setiap waktu kau akan membakar seratus hijab.

Dan kau akan mendaki seribu derajat di atas jalan serta dalam hasratmu.

(Jalaluddin Rumi)

Wednesday, June 23, 2010

Jalan Mencapai Suci Hati

Di manapun, jalan untuk mencapai kesucian hati
ialah melalui kerendahan hati.
Maka dia akan sampai pada jawaban “Ya” dalam pertanyaan
Bukankah Aku Rabbmu? [Rumi]

Sunday, June 20, 2010

Zakat Jiwa dan Wihdat Al-Wujud

Here are some parts of a paper by Prof. Dr. Mahmoud Ghurab, in "International Seminar on Islamic Mysticism : The Soul According to Ibn Arabi".
Semoga bermanfaat ...

A'udzubillaahiminassyaithaannirrajiim... Bismillaahirrahmaanirrahiim ...

Allah SWT berfirman :
"Sungguh beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya" (QS 91 :9) ...
Maka (dalam ayat ini), Allah telah menempatkan jiwa kita seperti harta yang kita miliki; dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa jiwa itu ada zakatnya, sebagaimana harta kita juga harus dizakati, sebagaimana juga Allah telah menempatkan jiwa kita seperti harta benda juga yang bisa diperjualbelikan.

Maka penyucian jiwa itu dengan menghiasinya dan membersihkannya; membersihkannya dari hal-hal yang tercela dan menghiasinya dengan perbuatan-perbuatan yang membuatnya mulia. Maka barangsiapa yang menyucikan jiwanya dengan ketakwaannya dan dari perbuatan-perbuatan buruk yang memang harus dihindarinya, dan di sisi lain mengambil dari ilham Allah, apa-apa yang seharusnya diambil dari ilham itu, maka jika demikian orang itu pasti beruntung.

Ketika zakat diartikan sebagai sebuah penyucian, dan diketahui bahwa harta yang dikeluarkan dalam bentuk sedekah (zakat) sejatinya bukanlah milik orang yang diperintahkan untuk mengeluarkan, karena sebenarnya harta itu adalah amanat yang harus disampaikan kepada pemiliknya dan tidak ada yang berhak menikmatinya selain pemiliknya tersebut, meskipun sementara ini harta itu masih ada di tangan orang lain, harta itu adalah amanat yang harus disampaikan kepada yang berhak; maka demikian juga halnya dengan zakatnya jiwa.

Jiwa-jiwa itu mempunyai sifat-sifat yang berhak dimilikinya, yaitu segala sifat yang berhak dimiliki dzat yang bersifat mungkin (bukan Wajib al-Wujud). Kadang-kadang kita mendapatkan bahwa manusia diberi predikat sifat-sifat yang tidak berhak dimiliki oleh sebuah dzat yang bersifat mungkin, dilihat dari perspektif dzatnya itu sendiri; sifat-sifat itu hanya berhak dimiliki oleh Allah, dan kalau manusia diberi predikat sifat-sifat Allah, maka kesejatian sifat itu harus dilihat untuk membedakan dengan sifat-sifat yang mungkin dimiliki oleh seorang manusia.

Di sisi lain kita mendapatkan bahwa kadang-kadang Allah memberikan predikat pada dirinya sendiri berupa sifat-sifat yang sejatinya hanya berhak dimiliki oleh makhluk yang bersifat mungkin, sebagai bentuk penurunan derajat dari Allah sendiri untuk menunjukkan Rahmat Kasih Sayang-Nya kepada para hamba-Nya.

Maka dari sini bisa ditegaskan bahwa zakat jiwamu adalah mengeluarkan hak Allah dari jiwamu sendiri, dengan cara menyucikannya dari berbagai sifat yang sejatinya bukan milik jiwamu itu sendiri. Maka dengan demikian engkau akan mengambil sifatmu daripada-Nya dan memberikan apa yang sejatinya harus engkau haturkan kepada-Nya. Maka sungguh beruntunglah orang yang telah mengeluarkan zakat jiwanya, dengan cara tidak melewati batas yang telah ditentukan untuknya dan memegang teguh komitmen statusnya sebagai seorang hamba Allah.

Dan telah kecewa/ tercela siapapun yang telah mencampurkan atau memasukkan jiwanya ke dalam sifat-sifat ketuhanan. Padahal sifat mungkin bagi sebuah dzat yang mungkin adalah bersifat wajib untuk disandangnya, dan demikianlah untuk seterusnya, status itu berlaku untuknya. Sementara Allah Ta'ala tidak pantas untuk disemati dengan sifat mungkin. Maha Suci Allah dari sifat itu, karena sesungguhnya Allah SWT adalah zat yang wajib wujud-Nya, tidaklah bersifat mungkin dilihat dari aspek apapun.

Dan sekarang, kita telah mendapatkan bahwa jiwa kita ini telah mempunyai sifat ada. Maka kita bertanya-tanya : apakah sifat wujud ini dimiliki oleh sebuah jiwa sebagai jiwa itu sendiri atau tidak ? ataukah dimiliki karena sebab yang lain ? Maka sekarang kita melihat bahwa wujudnya itu bukanlah hakikat dari dzatnya itu sendiri, dan jiwa itu tidak memiliki sifat ada itu sendiri.

Karena itu kita berpikir lebih lanut : lalu dengan demikian, siapakah yang sejatinya memiliki wujud tersebut ? Ternyata kita mendapatkan bahwa pemiliknya yang sejati adalah Allah SWT. Sama dengan yang kita dapatkan bahwa harta Zaid yang harus dizakati sejatinya bukanlah milik Zaid, harta itu sejatinya adalah titipan yang diamanatkan kepadanya. Begitu juga sifat wujud yang dimiliki oleh jiwa kita bukanlah milik kita pada hakikatnya, sifat itu sejatinya adalah milik Allah yang menciptakannya.

Maka sifat wujud itu adalah milik Allah, bukan milik jiwa itu sendiri. Dan itu adalah wujud Allah sendiri, bukan wujudnya jiwa tersebut. Maka kita katakan kepada jiwa ini : sifat wujud yang sekarang dipredikatkan kepada anda sejatinya bukan milik anada sendiri, itu adalah milik Allah yang disematkan kepada anda, maka keluarkanlah sifat itu kepada Allah dan sematkanlah kepada pemiliknya yang sejati. Sementara dirimu, biarlah engkau tetap disifati sebagai dzat yang mungkin, jangan bergeser-geser, karena tidak ada yang berkurang dari hal-hal yang menjadi milikmu sendiri.

Kalau engkau melakukan hal ini, maka engkau akan mendapatkan pahala dari Allah SWT, sebagaimana pahala yang diberikan kepada para ulama yang mencapai tingkat makrifat kepada Allah; engkau akan mendapatkan kedudukan yang tidak ada seorang mengetahui tingkat kemuliannya kecuali Allah semata, dan itulah kemenangan yang diberikan kepadamu, berupa kekekalan. Maksudnya Allah akan mengekalkan wujud itu untukmu dan tidak akan mengambilnya darimu. [(Inilah pengertian yang sebenarnya daripada teori Wihdat al-Wujud, menurut Syaikh Akbar Ibnu'Arabi)].

Inilah pengertian dari firman Allah :"Sungguh beruntung orang yang telah mensucikan/mengeluarkan zakat jiwa itu". Maksudnya orang yang telah mensucikannya telah mengekalkan wujudnya, yaitu wujud yang berhasil mengalahkan keburukan. dan dengan pensucian itu, maka orang-orang ahli makrifat telah mendapatkan keberuntungannya, karena mereka telah mengetahui siapa yang sejatinya berhak disemati dengan predikat wujud, dan bahwasannya sifat wujud yang kiranya dimilikinya itu, pada hakikatnya didapatkannya dari Allah Yang Maha Benar.

Maka dengan demikian, kita mengetahui bahwa wajib kita mengeluarkan zakat jiwa kita sebagaimana diwajibkan kepada kita untuk mengeluarkan zakat harta kita. Dan dari sini kita mengerti pula bagaimana jiwa kita menjadi objek jual beli, sebagaimana harta kita menjadi objek jual beli pula. Dan keharusan mengeluarkan zakat jiwa jauh lebih ditekankan daripada kewajiban mengeluarkan zakat harta, karena kita mendapatkan bahwa Allah SWT telah mendahulukan pengorbanan jiwa dalam jual beli amal perbuatan, sebagaimana tersebut dalam firman Allah :"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang yang beriman jiwa-jiwa mereka", baru kemudian Allah berfirman, "Dan juga harta benda mereka".

Dan ketahuilah pula bahwa jiwa-jiwa manusia tidak akan menjadi suci kecuali kalau bersama dengan Tuhannya, dengan kebersamaan bersama Tuhannya itulah dirinya akan menjadi mulia dan tinggi derajatnya. Karena hakikat sebuah zakat adalah yang berlebih (dari hak milik). Maka barangsiapa Allah yang Maha Benar menjadi pendengarannya, penglihatannya, dan bahkan semua daya kekuatannya, sementara yang tampak dalam bentuk luarnya, kenyataannya adalah bentuknya seorang makhluk, maka sejatinya jiwa orang yang mempunyai sifat-sifat ini telah tersucikan. Karena itu Allah berfirman : "Sungguh telah beruntung dia", dan dengan ayat ini Allah telah memberikan kepada jiwa itu sifat kekal yang sejatinya adalah milik Allah semata.

Sebagaimana Allah berfirman kemudian, "Dan telah kecewa barangsiapa yang mencampurkannya", karena jiwa itu telah alpa untuk mengetahui bahwa sejatinya dia tidak berdaya dan hanya Allah semata yang menmpunyai daya kekuatan...

Alhamdulillahirabbil'aalamiin ...

03.30, Puter 1 Bintaro,
15 Juni 2010, 2 Rajab 1431 H.

- Sentari Tanuwijaya -

Tuesday, June 15, 2010

Kisah Nenek Pemungut Daun Kering

Ini ada kisah menarik dari sebuah buku yang saya baca. Semoga menjadikan kita semakin mencintai Nabi Muhammad, Rosululloh saw. Allah huma sholi ala Muhammad wa ala ali Muhammad.

Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.
Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya.

Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.

Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah isapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. “Jika kalian kasihan kepadaku,” kata nenek itu, “Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya.”

Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.

“Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai,” tuturnya. “Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya.”

Kisah ini saya dengar dari Kiai Madura, D. Zawawi Imran, membuat bulu kuduk saya? merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Allah swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Allah. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasululloh saw?

__________________________
Diketik ulang dari buku “Rindu Rosul”, karangan Jalaluddin Rakhmat,penerbit Rosda Bandung,? hal 31-33. cetakan pertama September 2001.

Friday, June 11, 2010

Dia Siapa?

Siapa gerangan dia pria bewajah tampan?
Dia tersenyum padaku dengan ramah
Dari wajahnya aku kira dia berusia sekitar 30 tahun
Kulitnya bersih dan terang
Tubuhnya tegap atletis
Dia memakai jubah panjang berwarna kuning
Wajahnya mirip denganku
Dia terlihat muda, segar dan gagah
Dia berkata-kata kepadaku
Tetapi aku tak mendengar sepatah katapun
Aku ingin mengucapkan kata kepadanya
Namun tak ada daya pada diriku
Tak satu katapun dapat terucap olehku
Mengapa lidahku jadi kelu?
ALLAH AKBAR!
Ya ALLAH yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang
Ampuni atas kesalahan dan dosaku
Aku sedang berhadapan dengan dia disini
Dia seorang dengan perawakan dan wajah yang mirip denganku
Dia berkata aku tak mendengar
Apakah dia adalah aku?
Aku ingin mendengar kata yang terucap darinya
Aku ingin mengetahui misi hidupku di dunia
Aku ingin mengerjakan tugas kekhalifahan ini
Aku ingin menyelesaikannya segera
Ya ALLAH Yang Maha Ilmu,
Biarkan aku mengerti teka-teki penciptaan manusia di bumi ini
Jadikan aku khalifahMU yang terpercaya
Bimbing aku agar dapat mengerjakan amal sholih
Yang sesuai dengan petunjukMU karena keimananku
Teguhkan tekadku tuk menuju padaMU

Wednesday, June 09, 2010

Kejadian langka

Kejadian ini tidak untuk ditiru,
Karena bisa menjadi sebuah tindakan yang bodoh
Kejadiannya berawal dari saya dan istri mengantar anak untuk test masuk ITB
Hari itu adalah hari kedua test, yang berada di lokasi kampus ITB
Hari pertama saya tidak bisa mengantar anak sampai ke ruang test
Karena saking banyaknya peserta yang mengikuti test,
Saya mengalami kesulitan memarkirkan mobil,
Maka saya meminta anak saya masuk ke ruang test diantar mamanya
Demikian pula pada hari kedua, bahkan lebih padat lagi
Di sebagian ruas jalan Dago dan kebetulan dekat dengan kampus ITB
Dipakai program "Car Free Day"
Yang berarti mobil harus memutar lebih jauh untuk masuk lokasi kampus
Namun membaca situasi pada hari pertama,
Saya memacu mobil untuk mendekati kampus dengan lebih cepat
Di lokasi parkir kampus pada hari pertama
Saya melihat ada beberapa tempat lowong untuk parkir mobil
Maka saya berharap hari kedua ini, masih ada tempat buat saya parkir
Saya berhasil menembus kemacetan dan mencapai lokasi parkir itu
Dan kejadian itupun terjadi, yang sekali lagi "don't try this at all"
Ternyata parkir sudah penuh dan posisi mobil saya menghalangi mobil lain
Seseorang yang bertugas sebagai tukang parkir
Mendekati saya dan mengatakan
Bahwa mobil tidak bisa diparkir di sana,
Kecuali jika mobil akan ditunggu dan hanya sebentar
Namun saya ingin sekali mengantar anak saya masuk ke ruang test
Saya ingin melihat anak saya masuk ke ruang test
Ya ALLAH, beri kesempatan itu
Saya ingin membesarkan hati anak saya
Dengan mengantarkannya sampai masuk ke ruang test
Saya ingin mendoakannya pada detik-detik terakhir dia akan berjuang
Dan mendoakannya langsung di kepalanya sambil mencium rambutnya
Tapi bagaimana dengan mobil ini, ya ALLAH?
Mobil tidak boleh diparkir di sini, kecuali ditunggu
Pikiran masih bingung dengan situasi yang harus diputuskan dengan cepat
Tiba-tiba saya dikagetkan dengan usulan si petugas parkir
Petugas mengusulkan untuk menitipkan kunci mobil
Saya melihat raut muka yang penuh dengan ikhlas dan tidak mengada-ada
Petugas parkir itu memakai kaos biru
Dan dibalut jaket warna krem cerah dengan sebuah tulisan di jaketnya
Tidak jelas tulisan apa yang ada di sana, tapi warna tulisan itu kuning
Dia mengatakan, bahwa kunci dibawa olehnya dan STNK tetap pada saya
Bismillahirrahmaanirrahiim, saya serahkan kunci padanya
Dan berlalu dari sana meninggalkan mobil sendirian
Kami berlima, termasuk dua orang teman anak saya
Berjalan meninggalkan lokasi parkir
Di sepanjang perjalanan menuju lokasi ruang test kami berbincang
Perbincangan itu mengenai kejadian barusan
Karcis parkir disimpan di dalam mobil
Jika terjadi sesuatu, maka mobil akan hilang dibawa sang petugas parkir
Soal STNK, masih ada orang yang bisa membuatkan yang mirip dengan asli
Kebimbangan mulai merayapi pikiran kami, kecuali saya
Entah bagaimana saya masih percaya dengan sang petugas parkir
Saya merasa di back up oleh ALLAH
Dan yakin sang petugas tidak akan berbuat macam-macam
Misalnya "na'udzubillahi mindzalik" membawa kabur mobil kami
Jika dijual cepat mobil kami masih laku di kitaran 100 - 110 juta
Sesampainya di lokasi ruang test, waktu masih agak longgar
Sebenarnya saya masih ingin berada di sana
Menemani anak sampai tanda masuk ke ruang test berbunyi
Namun istriku merasa khawatir mengenai mobil kami,
Dan meminta saya untuk memeriksa mobil sambil meminta saya
Untuk membawakan kantong plastik berisi makanan ringan di mobil
Akhirnya saya menuju ke lokasi parkir melalui jalan pintas
Sesampainya disana saya tidak melihat mobil di posisi terakhir berada
Saya terus berjalan menuju ke pos parkir yang berada di dekat gerbang
Saya masih belum melihat mobil kami parkir di sana
Sedikit rasa khawatir timbul di hati saya
Namun begitu mendekati lokasi pos parkir
Alhamdulillah!
Ternyata mobil kami diparkir di tempat yang sebenarnya bukan untuk parkir
Saya melihat seorang petugas dengan tulisan kuning di kaosnya
Dan saya terus melihat dia sambil berjalan mendekatinya
Dia sedang sibuk memarkir sebuah motor
Begitu selesai dengan kegiatannya, dia melihat saya dan bertanya
Apakah mau mengambil kunci mobil?
Saya mengucapkan banyak terima kasih padanya
Dan saya sangat bersyukur kepada ALLAH
Yang masih berkenan kepada saya untuk menjadi pemilik mobil
Setelah kejadian itu saya masih bertanya
Siapakah petugas parkir dengan jaket berwarna krem?
Apakah dia salah satu dari malaikat yang menjadi petugas parkir?
Wallahu'alam bish-showab

Sunday, June 06, 2010

Gowes Sabtu, 5 Juni 2010

Hari Sabtu ini saya bersepeda bareng teman-teman
Rute yang akan dilalui adalah rute yang baru bagi saya
Setelah menunggu beberapa teman, perjalananpun dimulai
Maka rencana start dari kompleks jam 07:00 mundur menjadi jam 08:00
Nggak apa-apa yang penting happy ...
Selepas menjemput 3 orang di ADB-KS, kami ber-10 orang
memasuki arah danau Krenceng
Menyusuri jalan aspal kelas III di perumahan sekitar danau
Menyeberangi jalan lingkar selatan, kami mulai masuk cross country
Perjalanan mengasyikkan dimulai
Jalanan berbatu dan jalan setapak licin bekas hujan semalam
Turunan tajam dan tanjakan tajam kami lewati
Dengan gembira atau ... ngos-ngosan ya?
Hahaha ...
Saat menjumpai tanjakan berbatu yang licin
Terpaksa turun dan tuntun sepeda
Keringatpun bercucuran mengiringi olah raga kami
Di tengah perjalanan timbul sebuah masalah kecil
Ban sepeda salah satu teman kami mengalami kebocoran
Beruntung dekat lokasi kebocoran terdapat tempat tambal ban
Sekitar setengah jam kami habiskan untuk menemani penambalan ban
Dan perjalananpun dilanjutkan
Setengah jam berikutnya masalah timbul dari badan saya
Di sekitar dada saya terasa nyeri
Belum tahu apa penyebabnya
Saya pikir sakit di sekitar dada ini, karena kondisi yang kurang fit
Namun kemudian baru saya ketahui
Sakit ini berawal dari berdiam diri selama sekitar setengah jam tadi
Dalam keadaan kaos basah karena keringat
Yah, saya masuk angin
Walau para dokter tidak setuju dengan kata masuk angin
Bahkan tetangga saya pun yang bukan dokter tidak setuju
Mereka kebetulan punya jabatan yang cukup tinggi di kantornya
Ada yang manager ada pula yang direktur anak perusahaan
Rata-rata mereka merendahkan seseorang yang menderita masuk angin
Mungkin kurang elit, kali...?
Lebih elit kalau dikatakan menderita sakit jantung
dan lalu dirawat di ruang VIP rumah sakit
Ah bagi saya masuk angin, tetaplah masuk angin
Karena saya mengetahui penyebab dari sakit di sekitar dada ini
Lalu timbul di dalam hati saya
Biasanya sakit masuk angin ini bisa disembuhkan dengan minum tolak *****
Astaghfirullah!
Astaghfirullah!
Astaghfirullah!
Ya, ALLAH hamba memohon ampun kepadaMU
Sesungguhnya bukanlah minum obat itu yang akan menyembuhkan masuk angin ini
Namun karena KuasaMU lah yang dapat menghilangkan sakit ini
Karena hanya Engkaulah yang menyembuhkan
Dalam salah satu ayat Al Qur'an 26:80
"....dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,..."
Untuk itu hamba mohon maaf atas pikiran yang salah ini
Meminum obat itu adalah syariat sebagai media penyembuhan saja
Hakikat penyembuhan adalah Engkau Dzat yang Maha Menyembuhkan
Ketika monolog itu bersuara di hati saya
Saat itu saya tengah berada di hutan lebat
tanpa satupun rumah penduduk di sana
Nafaspun mulai menyesakkan dada,
karena berkurangnya asupan oxigen ke dalam paru-paru
Maka sayapun mulai mengharap berjumpa dengan
sebuah warung yang menjual obat itu
Namun teman seperjalanan mengatakan, bahwa kecil kemungkinan menjumpainya disini
Paling tidak warung yang menjualnya bisa ditemui di daerah kecamatan
Dan itu bisa ditempuh setengah jam perjalanan ke depan
Beberapa menit kemudian, kami memasuki sebuah perkampungan
Dari kondisinya terlihat memang seperti yang dibayangkan oleh teman saya
Kecil kemungkinan saya menjumpai warung seperti di kecamatan nanti
Teman saya mengayuh sepedanya lebih cepat di depan
Dan dalam hitungan detik, dia telah menghilang
di sela-sela pohon dan meninggalkan saya sendiri
Kesehatanku menurun dengan rasa sakit di sekitar dada ini
Saya coba untuk bertahan dan terus berharap ALLAH memberikan kejutan bagi saya
Dengan menghadirkan warung di depan saya dan komplit dengan obat itu
Memasuki perkampung yang padat dengan rumah penduduk
Terlihat teman saya sedang berhenti di depan sebuah warung
Dari kejauhan dia meneriakkan nama obat itu ada di warung itu
Subhanallah! Subhanallah! Subhanallah!
Ya, ALLAH terima kasih atas kejutan ini
Hanya Engkau yang memberi kesehatan dan hanya Engkau yang memberi kekuatan
Sampai di kecamatan Mancak kami beristirahat minum,
dan kami berjumpa dengan rombongan lain dari PCI
Rombongan PCI, Ozzy dan kawan-kawan melanjutkan perjalanan
ke arah jalan lingkar selatan kembali
Sedangkan kami melanjutkan ke arah Anyer
Akhirnya saya sampai di tempat pemberhentian terakhir kami
Kami pun bergembira dan lega hati
Teman-teman mengajak saya untuk bergabung dan bersantap siang bersama
Namun dengan segala kerendahan hati saya memohon maaf kepada semua
Karena saya harus cepat kembali ke rumah
Saya sudah berjanji untuk makan siang bersama istri tercinta
Maaf ya teman-teman ...Kalau ada rencana gowes bersama lagi SMS saya, OK?
Sekali lagi terima kasih, ya ALLAH yang Maha Baik
Tanpa daya dan upaya dariMU hamba tidak dapat menyelesaikan
perjalanan ini sampai finish

Wednesday, June 02, 2010

Hadapkan wajahmu kepadaKU

Hai hamba! Manakala engkau memohon, maka hendaklah engkau menghadapkan wajahmu kepada-Ku, niscaya engkau Kuberi! Jangan sekali-kali engkau menghadapkan wajahmu kepada permohonanmu, yang demikian ini akan membuatmu terhijab dan Aku tolak! ... *Al-Mauqif wal-Mukhatabah*